Minggu, 06 Maret 2016

Fabel bahasa inggris dan terjemahannya



A WOLF AND A DOG

v  ORIENTATION :
Once there was a wolf who was nearly dead with hunger. He was very thin, so that the outline of his bones could be seen clearly beneath his thinning coat of hair. With hardly enough energy to walk, the wolf had little hope of finding food.

v  COMPLICATION :
As he lay beneath a large tree, a dog out for a walk noticed him. Seeing how thin and hungry-looking the wolf was, the dog felt sorry for him and said, "You are in terrible shape! You look as if you haven't eaten for many days."
"You're right," said the wolf. "I haven't eaten because you and your friends are doing such a good job of guarding the sheep. Now I am so weak that I have little hope of finding food. I think I will surely die."
Then why not join us? Asked the dog. "I work regularly and I eat regularly. You could do the same. I will arrange it. You can help me and the other dogs guard the sheep. In that way, we won't have to worry about your stealing the sheep anymore and you won't have to worry about going hungry any more. It's a good deal for both of us."
The wolf thought it over for a few minutes and then decided that the dog was right. So they went off together toward the ranch house where the dog lived.

v  COMPLICATION :
But, as they were walking, the wolf noticed that the hair on a certain part of the dog's neck was very thin. He was curious about this, for the dog had such a beautiful coat everywhere else. Finally, he asked the dog about it.
"Oh, don't worry about that," said the dog. "It's the place where the collar rubs on my neck when my master chains me up at night."
"Chained up!" cried the wolf, "Do you mean that you are chained up at night? If I come to live with you, will I be chained up at night too?"
That's right," answered the dog. "But, You'll get used to it soon enough. I hardly think about it anymore."

v  RESOLUTION :
"But, if I am chained up, then I won't be able to walk when I want to take a walk or to run where I want to run," the wolf said. "If I come to live with you, I won't be free anymore." After saying this, the wolf turned and ran away.

Moral: Positive freedom is everything!
  
SEEKOR SERIGALA DAN SEEKOR ANJING
 
v  ORIENTASI :
Suatu ketika ada serigala yang hampir mati karena kelaparan. Dia sangat kurus, sehingga garis tulangnya bisa dilihat dengan jelas di bawah rambutnya yang menipis. Dengan energi yang hampir tidak cukup untuk berjalan, serigala memiliki sedikit harapan untuk menemukan makanan.

v  KOMPLIKASI :
Saat ia berbaring di bawah pohon besar, seekor anjing sedang keluar untuk berjalan-jalan melihat dia. Melihat betapa kurus dan laparnya serigala itu, anjing tersebut pun merasa kasihan padanya dan berkata, "Kondisi kamu sangat mengerikan! Kamu tampak seolah-olah belum makan selama berhari-hari."
"Kau benar," kata serigala. "Aku belum makan karena kamu dan teman-teman mu melakukan pekerjaan yang baik menjaga domba-domba. Sekarang aku sangat lemah sehingga aku memiliki harapan yang sedikit untuk menemukan makanan. Aku pikir aku pasti akan mati."
Lalu mengapa tidak bergabung dengan kami? tanya si anjing. "Saya bekerja secara teratur dan saya makan secara teratur. Kamu juga bisa melakukan hal yang sama. Saya akan mengaturnya. kamu dapat membantu saya dan anjing-anjing lainnya menjaga domba-domba itu. Dengan cara itu, kita tidak akan perlu khawatir tentang pencurian domba lagi dan kamu tidak perlu khawatir akan lapar lagi. Ini adalah kesepakatan yang baik bagi kita berdua."
Serigala memikirkan hal itu selama beberapa menit dan kemudian memutuskan bahwa anjing itu benar. Jadi mereka pergi bersama menuju rumah peternakan di mana anjing itu tinggal.

v  KOMPLIKASI :
Tapi, saat di perjalan, serigala tersebut melihat bahwa rambut di bagian tertentu dari leher anjing itu sangat tipis. Dia penasaran tentang hal itu, untuk anjing yang mempunyai seperti bulu yang indah setiap tubuhnya. Akhirnya, ia bertanya pada anjing tersebut tentang hal itu.
"Oh, jangan khawatir tentang itu," kata si anjing. "Ini adalah tempat di mana bekas tali di leher saya ketika tuan saya mengikat saya di malam hari."
"Diikiat!" teriak serigala, "Maksud kamu bahwa kamu dirantai di malam hari? Jika saya datang untuk tinggal dengan kamu, saya juga akan dirantai di malam hari?"
"Itu benar," jawab anjing. Tapi, kamu akan terbiasa untuk itu cukup cepat. Saya tidak berpikir tentang hal itu lagi. "

v  RESOLUSI :
"Tapi, jika saya dirantai, maka saya tidak akan bisa berjalan ketika saya ingin berjalan-jalan atau untuk menjalankan di mana saya ingin menjalankan," kata serigala. "Jika saya datang untuk tinggal dengan Anda, saya tidak akan bebas lagi." Setelah mengatakan itu, serigala tersebut pun berbalik dan lari.

Pesan Moral : Kebebasan  yang positif adalah segalanya !

 

 NOBODY LAUGHS AT A LION

ORIENTATION :

In the cool of the morning, on the edge of the jungle, the animals were busy as can be. They were running and racing, climbing and clambering, crawling and creeping all over the place.
COMPLICATION :
Pa Lion sat and watched. “You can see why I’m crowned as the jungle’s king,” he said. “The reason is, I’m the best one in doing this difficult task.” “Do stop boasting,” said Ma Lion. “I ask you, if you are the best one, I just want to know where are you best at?” The question made Pa Lion thought hard for a second. “Well, running for a start. You just watch this.” Soon after that, Pa Lion jumped into the high grass, causing all animals fear.
As Pa Lion ran, the sleek, long-legged cheetah raced past him with ease, and Cheetah laughed. He laughed quietly, because nobody laughs out loud at a lion. But Pa Lion heard him. “All right,” said Pa Lion, rather annoyed. “Cheetah might be just a little bit better at running. But I’m best at… at climbing trees. Look!”. Pa Lion dug his great claws into the nearest tree and scrambled and scartched and scrabbled, and slowly heaved himself up on to the lowest branch.
Monkey was swinging by his tail in the highest branches of the tree, and he saw Pa Lion climbing and he sniggered. He sniggered quietly, because nobody sniggers out loud at a lion. But Pa Lion heard him. “All right,” said Pa Lion, grumpily. “Monkey mught be just a little bit better at climbing trees. But I‘m the best at… at creeping through the long grass, quiet as quiet.”
COMPLICATION :
Pa Lion dropped into a low crouch, then, crawling and creeping, slow as slow quiet as quiet, he moved through the long grass. Snake was slipping through the grass, smooth and silent as a high. He saw Pa Lion crawling and creeping, and he smiled. He smiled to himself, because nobody smiles at a lion. But Pa Lion saw him. Pa Lion began to feel angry. “Okay,” he said. “I think, snakes are the animal that may have a better ability in creeping through the long grass, quiet as quiet. But I am the best at… at…” “You are very good at sleeping,” said Ma Lion. “It shouldn’t be counted, “said Pa Lion.
Then he said, “I am the strongest. Watch me.” He pushed his great head against the trunk of a small tree, bending it until it broke with a loud crack! Elephant was plodding past, leaving a trail of flattened bushes and broken trees in his path. He saw Pa Lion and he lifted his trunk and trumpeted. He trumpeted softly, because not even an elephant trumpets out loud at a lion. But Pa Lion heard him.
RESOLUTION :
Now Pa Lion was furious. “Okay,” he said. “I know that.. Elephant is an animal that just a little bit stronger. But I am the best at… the best at… Oh! I can’t think of anything! “It really makes me want to… ROAR!” and the sound of Pa Lion’s roar rolled and rumbled and grew and grumbled and echoed and thundered through the jungle. Pa Lion was the very, very best at roaring. Cheetah stopped laughing, and Monkey stopped sniggering, and Snake stopped smiling, and Elephant stopped trumpeting. And Pa Lion was happy at last… because nobody laughs at a lion.

Moral : Never underestimate the ability of others, because each person must have the ability and the advantages of each.

  

TAK ADA YANG MENERTAWAI SINGA

ORIENTASI :

Di pagi yang dingin di tepi hutan, semua hewan terlihat sibuk. Mereka berlari, berkejaran, memanjat, merangkak, merayap dan mengendap-endap.
KOMPLIKASI :
Pak Singa sedang duduk dan mengamati mereka. “Kamu mengerti bukan, mengapa aku dijuluki si Raja Hutan. Semua itu karena akulah yang terhebat.” “Berhenti menyombongkan diri. Lagipula kamu terbaik saat melakukan apa?” ucap Bu Singa. Pak Singa berpikir sejenak. “Baiklah, aku mulai dengan berlari. Kamu lihat saja.” Pak Singa segera meloncat ke rumput-rumput yang tinggi, menyebabkan semua hewan ketakutan.
Saat Pak Singa berlari, seekor Cheetah berkaki panjang dan ramping mendahuluinya dengan mudah dan Cheetah itu tertawa. Cheetah tertawa pelan karena tidak ada yang berani tertawa keras di depan singa. Tetapi Pak Singa mendengarnya. “Baiklah,” ucap Pak Singa dengan agak kesal. “Cheetah mungkin sedikit lebih baik dalam berlari. Tetapi aku terbaik dalam… memanjat pohon. Lihat aku! Pak Singa berlari dan menancapkan cakar-cakarnya yang tajam ke pohon terdekat. Ia mencakar-cakar, menggores-gores, dan terus berjuang naik ke atas hingga mencapai dahan terendah.
Monyet bergantungan dengan ekornya di batang pohon tertinggi. Ia melihat Pak Singa memanjat dan monyet pun tertawa terkikik-kikik. Ia tertawa terkikik pelan karena tidak ada yang tertawa keras di depan singa. Tetapi Pak Singa mendengarnya. “Baiklah,” kata Pak Singa menggerutu. “Monyet memang sedikit lebih baik dalam memanjat pohon. Tetapi aku tetap terbaik dalam… merangkak di antara rumput-rumput tinggi, setenang mungkin.”
KOMPLIKASI :
Pak Singa menundukkan badannya sampai bawah, lalu merayap dan merangkak, pelan dan tak berisik, di antara rumput-rumput yang tinggi. Ular merayap melewati rumput dengan tenang dan pelan sepelan desahan napas. Si Ular melihat Pak Singa merayap dan merangkak dan si ular pun tersenyum. Si Ular tersenyum pada driinya sendiri, karena tidak ada yang berani tersenyum di depan singa. Tetapi Pak Singa melihatnya. Pak Singa mulai merasa marah. “Baiklah,” ucapnya. “Ular mungkin lebih baik dalam merayap di rumput tinggi, lembut sangat lembut. Tetapi aku tetap yang terbaik dalam…” “Terbaik dalam soal tidur,” ucap Bu Singa. “Tidur tidak masuk hitungan,” ucap Pak Singa.
Lalu ia berkata, “Aku adalah hewan terkuat. Perhatikan aku.” Pak Singa segera mendorong batang pohon kecil dengan kepalanya sampai bengkok dan patah hingga mengeluarkan suara keras! Lalu Gajah lewat dengan lamban sambil meninggalkan bekas rumput-rumput yang telah terinjak dan pohon-pohon yang patah dalam perjalanannya. Gajah melihat Pak Singa, lalu mengangkat batang pohon dan mengeluarkan suara dari belalainya. Ia mengeluarkan suara dengan pelan karena tidak ada yang berani bersuara keras di depan singa. Tetapi Pak Singa mendengarnya.
RESOLUSI :
Sekarang Pak Singa sangat marah. “Baiklah,” katanya. “Mungkin Gajah memang sedikit lebih kuat. Tetapi aku tetap terbaik dalam… terbaik dalam… Oh! Aku tidak bisa berpikir!” “Itu membuatku sangat ingin meng… AUUUM!” dan auman Pak Singa menggemuruh, menderu, menggema dan menggelegar bagaikan petir di dalam hutan. Pak Singa ternyata sangat sangat hebat dalam mengaum. Cheetah berhenti tertawa, monyet berhenti terkikik,dan ular berhenti tersenyum, juga gajah berhenti bersuara. Pak Singa akhirnya gembira… karena tidak ada yang menertawai singa!
Pesan Moral : Jangan pernah meremehkan kemampuan orang lain, karena setiap orang pasti mempunyai kemampuan dan kelebihan masing-masing.

A MOUSE AND A LION
 
v  ORIENTATION :
One day, as a lion lay sleeping in his den, a naughty little mouse ran up his tail, onto his back, up his mane and danced and jumped on his head, so that the lion woke up.

v  COMPLICATION :
Lion angry grabbed the mouse and, holding him in his large claws, roared in anger. 'How dare you wake me up! Don't you know that I am King of the Beasts? Anyone who disturbs my rest deserves to die! I shall kill you and eat you!'
The terrified mouse, shaking and trembling, begged the lion to let him go. 'Please don't eat me Your Majesty! I did not mean to wake you, it was a mistake. I was only playing. Please let me go - and I promise I will be your friend forever. Who knows but one day I could save your life?' The lion looked at the tiny mouse and laughed. 'You save my life? What an absurd idea!' he said scornfully.

v  RESOLUTION :
'But you have made me laugh, and put me into a good mood again, so I shall let you go.' And the lion opened his claws and let the mouse go free.
'Oh thank you, your majesty,' squeaked the mouse, and scurried away as fast as he could.

v  COMPLICATION :
A few days later the lion was caught in a hunter's snare. Struggle as he might, he couldn't break free and became even more entangled in the net of ropes. He let out a roar of anger that shook the forest. Every animal heard it, including the tiny mouse.

v  RESOLUTION :
The mouse was rushing to the source of its roar and he found the lion was powerless. The mouse then bit the rope that cought the lion so that the lion can escape from the trap. The lions are very grateful to the mouse, and they became friends best forever.

Moral: Even a small help would be very meaningful.
 
SEEKOR TIKUS DAN SEEKOR SINGA
   
v  ORIENTASI :
Suatu hari, ada seekor singa yang sedang berbaring tidur di sarangnya, tikus kecil nakal berlari ke ekornya, ke punggunya, ke surainya dan menari serta melompat di kepalanya, sehingga singa itu pun terbangun.

v  KOMPLIKASI :
Singa marah menerkam tikus tersebut dan memegangnya dalam kuku-kukunya yang besar, meraung dalam kemarahan. "Berani-beraninya kau membangunkan saya! Tidak tahukah kamu bahwa saualah Raja semua binatang? Siapapun yang mengganggu istirahat saya layak mati! Saya akan membunuhmu dan memakanmu!'
Tikus tersebut ketakutan dan gemetaran, memohon agar sang singa untuk membiarkannya pergi. 'Tolong jangan makan saya Yang Mulia! Saya tidak bermaksud untuk membangunkan Anda, itu adalah sebuah kesalahan. Saya hanya bermain. Tolong biarkan saya pergi dan saya berjanji akan menjadi teman Anda selamanya. Siapa tahu suatu hari saya bisa menyelamatkan hidup Anda?” Singa menatap tikus kecil tersebut dan tertawa. "Kau menyelamatkan hidup saya? Apa ide tidak masuk akal!" katanya mencemooh.

v  RESOLUSI :
"Tapi kamu telah membuat saya tertawa, dan menempatkan saya ke dalam suasana hati yang baik lagi, jadi saya akan membiarkan kamu pergi." Dan singa membuka cakarnya dan membiarkan tikus itu pergi bebas.
"Oh terima kasih, Yang Mulia,” decit tikus tersebut, dan bergegas pergi secepat yang dia bisa.

v  KOMPLIKASI :
Beberapa hari kemudian singa itu tertangkap dalam jerat pemburu. Ia berjuang sebisa mungkin, ia tidak mampu melepaskan diri dan bahkan menjadi lebih terjerat dalam jaring tali tersebut. Dia mengeluarkan raungan kemarahan yang mengguncang hutan. Setiap hewan mendengarnya, termasuk tikus kecil tersebut.

v  RESOLUSI :
Tikus itu pun bergegas menuju ke sumber aungan tersebut dan ia mendapati sang singa sudah tidak berdaya. Tikus tersebut kemudian menggigit tali yang menjerat singa sampai putus sehingga sang singa bisa lepas dari jerat perangkap tersebut. Sang singa sangat berterima kasih pada tikus tersebut, dan merekapun menjadi teman sejati selamanya.

Pesan Moral : Pertolongan sekecil apa pun akan sangat berarti.

SI KANCIL DAN SI SIPUT
v  ORIENTASI :
Pada suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali untuk dibuka. “Aaa....rrrrgh”, si kancil nampak sesekali menguap. Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika menyia-nyiakannya.

v  KOMPLIKASI :
Ia mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil berteriak dengan sombongnya, “Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecerdasan. Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit. Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. “Hai kancil !”, sapa si siput. “Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang bergembira?”, tanya si siput. “Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar”, jawab si kancil dengan sombongnya.
“Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini”, kata si Siput. “Hahahaha......., mana mungkin” ledek Kancil. “Untuk membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?”, tantang si Siput. “Baiklah, aku terima tantanganmu”, jawab si Kancil. Akhirnya mereka berdua setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi.
Setelah si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong agar teman-temannya berbaris dan bersembunyi di jalur perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil.

v  KOMPLIKASI :
Akhirnya hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk lomba lari. “Apakah kau sudah siap untuk berlomba lari denganku”, tanya si kancil. “Tentu saja sudah, dan aku pasti menang”, jawab si siput. Kemudian si siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana si siput.
Kancil berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah beberapa langkah, si kancil mencoba untuk memanggil si siput. “Siput....sudah sampai mana kamu?”, teriak si kancil. “Aku ada di depanmu!”, teriak si siput. Kancil terheran-heran, dan segera mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi, dan si siput menjawab dengan kata yang sama.”Aku ada didepanmu!”
Akhirnya si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul dan berkata kalau dia ada depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal. Kancil berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil sangat gembira sekali, karena waktu dia memanggil siput, sudah tidak ada jawaban lagi. Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari itu. Betapa terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu dekat garis finish. “Hai kancil, kenapa kamu lama sekali? Aku sudah sampai dari tadi!”, teriak si siput.

v  RESOLUSI :
Dengan menundukkan kepala, si kancil menghampiri si siput dan mengakui kekalahannya. “Makanya jangan sombong, kamu memang cerdik dan pandai, tetapi kamu bukanlah yang terpandai dan cerdik”, kata si siput. “Iya, maafkan aku siput, aku tidak akan sombong lagi”, kata sikancil.
Pesan moral : kita tidak boleh meremehkan kemampuan orang lain, karena kita tidak selalu lebih baik dari dia.
 
THE MOUSEDEER AND SNAILS
v  ORIENTATION :
On one day, the deer seems sleepy. His eyes seemed heavy to open. "Aaa .... rrrrgh", the occasional deer seem to evaporate. Because the day was quite sunny, the deer feel loss if you take it in vain.

v  COMPLICATION :
He started walking through the forest to drive sleepiness. Up on a hill, screaming arrogantly deer, "O forest dwellers, I'm the most intelligent animals, clever and smart in this forest. No one can match the intelligence. As he puffed out his chest, deer started running down the hill. When they reached the river, he met with a snail. "Hi deer!", Greeted the snail. "Why are you screaming? Were you happy? ", Said the snail. "No, I just want to tell all the inhabitants of the forest animals if I was the most intelligent, astute and clever", said the deer with his arrogant.
"Arrogant once you hare, I'm the smartest animals in the woods," said the Snail. "Hahahaha ....... where possible" joked hare. "To prove it, what if tomorrow morning we race?", Challenged the Snail. "Well, I accept your challenge," said the hare. Finally they both agreed to hold a running race tomorrow morning.
After deer go, the snail soon gather his friends. He asked for help to his friends lined up and hide in the race track, and replied that the deer call.
v  COMPLICATION :
Finally,  a waited day has arrived, deer and snails are ready to race. "Are you ready to run a race with me," said the deer. "Of course I have, and I will win", said the snail. Then the deer slug invited to run first and called to make sure it is up to where the slug.
Deer  walking leisurely, and felt confident that she would win. After a few steps, the deer tried to call the snail. "Snail .... Where you been up to?", Screamed the deer. "I was there in front of you!", Cried the snail. Deer astonished, and soon quickened his pace. Then he called again the snail, and the snail replied with the same words. "I was there in front of you!"
Eventually the deer ran, but he was calling each of the snails, he always comes up and says that he is the deer. Sweat profusely, his legs felt weak and panting breath. Deer ran constantly, until finally he saw the finish line. Deer face very excited, because when he called slugs, have no answers anymore. Deer felt that he was the winner of the race was run. How shocked the hare, because he saw the snail was sitting on a rock near the finish line. "O deer, why are you so long? I've been getting from earlier! ", Cried the snail.

v  RESOLUTION :
With bowed heads, the deer approached the snail and admitted defeat. "So do not get cocky, you're so clever and smart, but you're not the most intelligent and ingenious," said the snail. "Yeah, I'm sorry snails, I would not arrogant again", said the deer.
Moral : we should not underestimate the ability of other people, because we are not necessarily better than him.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar